TUGAS ILMU KEALAMAN DASAR
“ Penelitian Tentang Perubahan
Warna Pada Buah Apel Ketika Dikupas dan Didiamkan Beberapa Saat”
1. LATAR BELAKANG
Apel adalah
sejenis buah-buahan yang sangat popular di seluruh dunia. Setiap wilayah atau Negara memiliki
jenis apel yang
berbeda-beda dengan Negara atau wilayah lainya. Apel merupakan salah satu buah
yang paling banyak di konsumsi di seluruh dunia. Pada awalnya apel ditanam di
daerah Asia Tengah kemudian menyebar ke seluruh dunia. Tanaman apel sangat
cocok ditanam didaerah yang memiliki udara dingin. Apel sendiri sangat disukai
karena memiliki rasa manis dan segar serta memiliki kandungan nutrisi yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Makan apel segar
setiap hari selalu baik untuk kesehatan. Dengan kandungan serat, vitamin A dan
C, kalium, pektin, air, gula dan antioksidan, apel pun menjadi buah paling
ideal untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, apel harus segera dikonsumsi setelah
dipotong-potong. Sebab, jika apel dipotong dan disimpan, rasanya akan berbeda.
Apel akan mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan ketika apel dipotong atau dikupas dan
pada saat terkena udara selama beberapa waktu. Perubahan warna ini dapat
disertai dengan perubahan rasa pada apel yang mengurangi kelezatan buah
tersebut. Banyak orang yang tidak mengetahui alasan di balik perubahan warna
pada apel. Perubahan warna dari apel tersebut melibatkan reaksi kimia yang
disebut proses pencokelatan
Untuk lebih mengetehui proses
pencoklatan pada buah apel, maka untuk penulisan karya tulis ilmiah ini saya
mengangkat proses pencoklatan pada buah apel sebagai tema penulisan. Dengan
judul Penelitian Tentang Perubahan
Warna Pada Buah Apel Ketika Dikupas dan didiamkan beberapa saat, dimana
cakupan bahasan meliputi ulasan mengenai apel, kandungan, faktor penyebab
pencoklatan pada buah apel dan solusi dari masalah perubahan warna tersebut.
2.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dalam penulisan karya ilmiah ini dapat dirumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas yaitu :
2.1 Apakah pengertian buah apel?
2.2 Kandungan apa saja yang terdapat dalam buah apel?
2.3 Apa manfaat apel bagi kesehatan?
2.4 Mengapa buah apel berwarna coklat pada saat
dikupas dan didiamkan agak lama?
2.5 Bagaimana cara untuk mengatasi perubahan warna
coklat pada buah apel tersebut?
3.
TUJUAN
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan :
3.1 Untuk mengetahui apa pengertian buah apel.
3.2 Untuk mengetahui
kandungan yang terdapat dalam buah apel.
3.3 Untuk mengetahui manfaat dari buah apel untuk
kesehatan.
3.4 Untuk mengetahui
penyebab buah apel berwarna
coklat pada saat didiamkan agak lama
3.5 Untuk mengetahui
cara untuk mengatasi perubahan warna coklat pada buah apel tersebut?
4.
MANFAAT
Adapun
manfaat yang didapat dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
4.1 Memberikan pengetahuan tentang buah apel, kandungan-kandungan
yang terdapat pada buah apel serta manfaat dari buah apel.
4.2 Menambah referensi tentang proses pencoklatan pada buah apel serta cara
mengatasi agar apel tidak berwarna coklat ketika dikupas dan didiamkan agak
lama.
5.
KAJIAN TEORI
5.1 Pengertian buah apel
Apel ialah jenis buah-buahan, atau buah
yang dihasilkan dari pohon
buah apel. Buah apel biasanya berwarnamerah kulitnya jika masak dan (siap
dimakan), namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit
buahnya agak lembek, daging buahnya keras. Ada beberapa bijinya di dalam.
Orang mulai pertama kali
menanam apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah di
dunia yang suhu udaranya lebih dingin. Nama ilmiah
pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel
budidaya adalah keturunan dari Malus sieversii
asal Asia
Tengah, dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar).
Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan
juga digunakan banyak jenis makanan pesta. Apel dimasak sampai lembek untuk dibuat saus apel.
Apel juga dibuat untuk menjadi minumansari buah apel.
5.2 Kandungan pada buah apel
Berbagai kandungan yang
terdapat dalam buah apel antara lain adalah protein, karbohidrat,
lemak,
energi, kalsium,
fosfor serat, vitamin A, besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C,
niacin serta berbagai kandungan nutrisi lainya. Apel mengandung banyak sekali
nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan, konsumsi apel secara rutin tentu saja
akan sangat membantu organ serta bagian tubuh bekerja secara maksimal karena
kebutuhan nutrisinya tercukupi.
Selain itu juga apel
mengandung:
· Kaya vitamin
Buah apel kaya akan kandungan vitamin.
Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel misalnya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9, vitamin C.
· Kaya mineral
Buah apel mengandung banyak mineral.
Mineral dalam buah apel antara lain kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan
zinc.
· Fitokimia
Buah apel juga mengandung fitokimia.
Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas
yang berasal dari polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini juga berfungsi untuk
menekan jumlah kolesterol jahat (LDL) yang dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
· Kaya Serat
Apel kaya akan serat,
sehingga baik untuk orang yang sedang dalam program diet. Hal ini disebabkan
karena serat yang tinggi sehingga mencegah lapar datang lebih cepat.
· Serat untuk mengurangi lemak dan
kolesterol
Buah apel mengandung serat yang berguna
mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh untuk selanjutnya dibuang.
· Tanin
Buah apel juga memiliki kandungan tanin.
Tanin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut, sehingga
dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.
· Baron
Di dalam buah apel terdapat baron.
Apakah baron itu? Baron berfungsi mempertahankan jumlah estrogen dalam tubuh
seorang wanita.
· Flavoid
Salah satu kandungan buah apel yang baik
untuk menjegah penyakit adalah flavoid. Flavoid merupakan zat
yang berfungsi menurunkan risiko kanker.
· Asam D-glucaric
Asam D-glucaric merupakan zat yang dapat
menurunkan kadar kolesterol. Asam D-glucaric juga terdapat di dalam buah apel.
· Quercetin
Quercetin merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kadar antioksidan sehingga tubuh terasa lebih sehat dan mencegah berbagai
penyakit. Buah apel mengandung zat quercetin.
· Asam tartar
Di dalam sebuah apel juga terdapat asam
tartar. Asam tartar yang dapat menyehatkan saluran pencernaan, karena
zat ini mampu membunuh bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.
Apel mengandung banyak vitamin
C dan B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan
substitusi.
Berdasarkan penelitian, apel
bisa mengurangi risiko kanker usus besar, kanker
prostat, dan kanker paru-paru.Dibandingkan dengan buah lainnya
dan sayuran, apel mengandung vitamin C yang tidak seberapa, tetapi kaya dengan senyawa
antioksidan
lainnya.Biarpun tidak sebanyak buah lain, namun konten serabut dalam apel
membantu mengontrol pergerakan usus, maka mengurangi risiko kanker usus besar.
Serat apel juga membendung penyakit
jantung,serta mengontrol berat badan dan tingkat kolesterol,
karena buah apel tidak mengandung kolesterol dan mempunyai serat yang
mengurangi kolesterol dengan mencegah reabsorpsi.
Terbukti bahwa bahwa apel yang
dibiakkan secara in vitro mengandung senyawa fenol yang dapat
mencegah kanker dan menunjuukan aktivitas antioksidan.
Fitokimia
fenol yang utama dalam apel adalah kuersetin, epikatekin, dan prosianidin B2.
Biji apel sedikit beracun
karena mengandung sedikit amigdalin, sejenis glikosida sianogen. Akan tetapi,
racun ini tidak cukup berbahaya bagi manusia.
Apel mengandung asam yang
bersifat korosif bagi berbagai jenis logam. Stainless steel termasuk
logam yang tidak mudah bereaksi dengan asam sehingga tidak mudah berkarat.
Seperti yang telah disebutkan, pisau yang berkarat akan mempercepat proses
pencokelatan.
5.3 Manfaat buah apel
Buah apel selain rasanya manis
dan segar juga mempunyai banyak khasiat serta manfaat untuk tubuh. Beberapa
khasiat buah apel antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Melindungi tulang
2.
Mencegah asma
3.
Mencegah Al-zheimer
4.
Mencegah kanker payudara
5.
Mencegah kanker paru-paru
6.
Mencegah kanker usus
7.
Mencegah kanker hati
8.
Mengontrol diabetes
9.
Mengurangi berat badan.
5.4 Faktor penyebab proses browning buah
apel setelah beberapa saat dikupas.
Apel adalah buah
pomaceous dengan ruang biji di dalamnya sementara bagian luarnya berdaging dan
berair. Selain vitamin A dan C, kalium, serat, air dan nutrisi lainnya, apel
mengandung enzim yang disebut “oksidase polifenol (PPO) atau tryosinase.” Enzim
inilah yang menyebabkan perubahan warna coklat pada apel. Ketika apel diiris
atau digigit dan
dibiarkan beberapa saat, lama kelamaan akan berubah menjadi berwarna
coklat.Perubahan warna ini menunjukkan bahwa zat kimia pada
apel telah bereaksi dengan oksigen di udara yaitu enzim PPO tersebut muncul dan bereaksi dengan
oksigen sehingga mengoksidasi senyawa fenolik yang dalam jaringan apel,
o-kuinon. O-kuinon kemudian menghasilkan produk-produk sekunder berwarna coklat
yang merubah dari warna asli apel.
Dimana Oksidasi itu sendiri
merupakan jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan
hidrogen, atau pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang
terjadi di alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh
kita.
Proses diatas dapat disebut
juga sebagai proses Browning atau pencokelatan. Proses Browning atau
pencoklatan merupakan proses di mana suatu zat, pada umumnya berupa makanan,
berubah warna menjadi kecokelatan.Perubahan warna
tersebut umumnya diikuti oleh perubahan rasa pada makanan dan dapat mengurangi
cita rasa/kelezatan pada makanan itu sendiri sehingga proses ini seringkali
dianggap merugikan. Namun, ada pula proses pencokelatan yang diinginkan dan
sengaja dilakukan pada bahan pangan. Terdapat dua jenis proses pencokelatan,
yaitu: proses pencokelatan yang melibatkan kerja enzim atau pencokelatan
enzimatik dan proses pencokelatan yang terjadi tanpa kerja dari enzim atau
pencokelatan oksidatif. Karamelisasi dan Reaksi Maillard adalah dua
jenis utama dari proses pencokelatan oksidatif. Karamelisasi merupakan proses
oksidasi yang terjadi pada gula, sedangkan reaksi Maillard adalah reaksi
kimia asam amino dan gula pereduksi.
Proses pencokelatan enzimatik
melibatkan enzim-enzim seperti Monophenol Monoxygenase atau tyrosinase,
polifenol oksidase atau fenolase, dan laccase.Proses pencokelatan yang
dialami oleh apel merupakan proses pencokelatan enzimatik yang dipengaruhi oleh
kerja enzim fenolase. Ketika apel dikupas atau dipotong, enzim yang tersimpan
di dalam jaringan apel akan terbebas. Apabila enzim tersebut mengalami kontak
dengan oksigen di udara, fenolase akan mengkatalisis konversi biokimia dari
komponen fenolik yang ada pada apel sehingga komponen tersebut berubah menjadi
pigmen coklat atau melanin. Proses ini pada umumnya terjadi pada pH antara 5,0-7,0
dan pada temperatur yang cenderung hangat. Sebagai tambahan, kontak dengan besi
atau tembaga akan mempercepat reaksi pencokelatan enzimatik. Hal ini dapat
diamati ketika apel dipotong menggunakan pisau yang telah berkarat atau ditaruh
di dalam mangkok tembaga lalu diaduk-aduk, proses pencokelatan yang terjadi
dapat terlihat dalam waktu yang lebih singkat.
Terdapat dua reaksi dalam
proses pencokelatan enzimatik yaitu reaksi Cresolase dan Catecholase.Dalam
reaksi Cresolase, komponen monofenol yang ada pada apel mengalami
hidroksilasi menjadi o-difenol. Dalam reaksi Catecholase, difenol diubah
menjadi o-quinone. Reaksi ini sering juga disebut reaksi difenolase. Reaksi Catecholase
terjadi segera setelah terbentuknya senyawa o-difenol, tanpa memerlukan
keberadaan oksigen ataupun enzim fenolase. Setelah senyawa o-quinone terbentuk,
senyawa o-difenol akan mengalami hidroksilasi menjadi senyawa trifenolik yang
akan bereaksi lebih jauh dengan o-quinone dalam proses pembentukan melanin
coklat pada apel.
Komponen fenolik pada apel
berupa flavonoid dan asam fenolik. Flavonoid yang ada di dalam apel adalah
flavonol, catechin, dan epicatechin. Contoh asam fenolik yang ada
di dalam apel adalah asam cafeic dan asam p-coumaric yang
membentuk ester dengan asam quinic di dalam apel. Senyawa fenolik
lainnya adalah floretin glikosida. Konsentrasi masing-masing senyawa fenolik
pada apel bervariasi, bergantung pada bagian-bagian di mana senyawa tersebut
ada. Pada kulit apel, senyawa fenolik yang mendominasi adalah quercetin
glikosida dan flavonol. Bagian inti dan biji buah apel banyak mengandung
floretin glikosida. Bagian korteks buah apel banyak mengandung asam fenolik.
Sebagian besar komponen
fenolik yang dimiliki oleh apel berbentuk senyawa o-difenol. Senyawa o-difenol
adalah senyawa organik berupa antioksidan yang berfungsi mengurangi resiko
kanker. Dalam proses pencokelatan, enzim fenolase mengubah o-difenol pada apel
menjadi o-quinone yang lebih reaktif. Senyawa o-quinone akan bereaksi lebih
jauh dengan komponen fenolik lainnya dan protein pada jaringan apel dan
membentuk melanin yang memberikan warna cokelat pada apel. Enzim fenolase
memerlukan oksigen agar dapat bekerja. Oksigen berperan sebagai akseptor
hidrogen dalam proses pencokelatan sedangkan Komponen fenolik pada apel merupakan
substrat dari enzim fenolase.
Proses pencokelatan juga dapat
disebabkan oleh luka pada apel yang terjadi karena benturan-benturan pada
permukaan apel. Ketika apel terluka, ada beberapa sel yang menjadi rusak.
Kerusakan sel ini akan mengekspos komponen fenolik pada apel sehingga fenolase
dapat dengan mudah bereaksi dengan komponen fenolik tersebut. Proses
pencokelatan terjadi ketika fenolase mengoksidasi komponen fenolik yang sudah
terekspos dan membentuk senyawa melanin yang memberikan warna kecokelatan pada
apel. Konsentrasi dari fenolase yang ada pada apel akan mempengaruhi seberapa
jauh proses pencokelatan terjadi
5.4 Cara untuk mengatasi perubahan warna coklat pada apel
Terdapat beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi perubahan
warna (proses browning) pada buah apel antara lain:
Ø Untuk mencegah terbentuknya warna coklat pada buah apel, dapat melakukannya
dengan cara blanching atau pemanasan. Blanching
merupakan perlakuan panas terhadap bahan dengan cara merendam bahan dalam air
mendidih/ pemberian uap air panas terhadap bahan dalam waktu singkat. Tujuan
blanching itu sendiri adalah untuk menginaktifkan enzim terutama enzim
peroksidase dan katalase. Caranya, setelah dikupas dan dipotong-potong, buah
apel direndam dalam air panas (suhu 82 – 93 derajat Celcius) atau dikenai uap
air panas selama 3 menit. Selanjutnya, direndam dalam larutan vitamin C, dengan
ukuran 200 miligram per liter (dalam 1 liter air diberi tablet kecil vitamin
C). Maksudnya, untuk menonaktifkan enzim penyebab pencoklatan itu. Dengan
demikian akan didapatkan apel yang tetap
segar penampilannya dan memperoleh tambahan vitamin C dalam buah tersebut.
Ø Mengurangi kontak makanan
dengan oksigen juga dapat mengontrol proses pencokelatan. Metode ini dapat
dilakukan dengan merendam apel dalam air sebelum mengonsumsi apel. Hal ini
dapat dilakukan pada apel yang tidak langsung dikonsumsi setelah dikupas atau
dipotong. Perendaman apel bertujuan agar enzim fenolase tidak dapat bereaksi
dengan oksigen sehingga reaksi pencoklatan tidak terjadi karena proses
pencokelatan enzimatik membutuhkan bantuan oksigen agar dapat terjadi. Proses
pencokelatan juga dapat dikontrol dengan proses pemanasan makanan. Enzim
fenolase menjadi tidak aktif ketika dipanaskan. Namun, proses ini juga memiliki
dampak negatif. Gula yang ada di dalam makanan akan keluar dari makanan karena
suhu tinggi.
Ø Proses pencokelatan juga
dapat dikurangi dengan mengurangi kontak apel dengan besi. Selain itu, ada
baiknya apabila apel yang telah dipotong tidak dimasukkan ke dalam mangkuk atau
piring yang terbuat dari tembaga. Hal ini disebabkan karena reaksi enzimatis
akan dipercepat oleh kedua jenis logam tersebut. Pemotongan apel lebih baik
dilakukan dengan menggunakan pisau anti karat yang terbuat dari stainless
steel. Pisau besi lebih mudah berkarat daripada pisau dari stainless
steel.
Ø Pencegahan proses
pencokelatan enzimatis pada apel juga dapat dilakukan dengan penurunan pH apel.
Enzim fenolase yang berperan dalam reaksi pencokelatan pada apel memiliki pH
optimum antara 5,0-7,0. Ketika apel diberi sedikit cairan asam, pH dari apel
akan menurun. Ketika pH mencapai 3,0, aktivitas enzim fenolase akan berkurang.
Berkurangnya aktivitas enzim fenolase tersebut akan mencegah proses
pencokelatan enzimatis. Asam askorbat dapat digunakan karena asam askorbat
merupakan inhibitor alami bagi fenolase. Asam askrobat yang digunakan
Ø Agar potongan apel tidak cokelat maka percikkan kayu manis pada potongan
apel untuk memberikan cita rasa berbeda. Cara ini juga berguna menghentikan
perubahan warna cokelat pada apel yang sudah dipotong.
Ø Tingkat aktivitas PPO dan konsentrasi
substrat dalam setiap apel bervariasi, tergantung pada kematangan apel dan
kondisinya. Memilih apel yang memiliki aktivitas PPO dan konsentrasi substrat
rendah.
Ø Cara termudah untuk mencegah apel agar tak
berwarna coklat adalah menyikat potongan apel dengan jus lemon atau jus nanas.
Kedua jus ini bisa memperlambat menyebabkan aktivitas PPO
Ø Menyikat bagian-bagian apel yang terbuka dengan sirup gula atau air garam.
Tindakan ini mengurangi difusi oksigen dan memperlambat proses kematangan
Ø Dengan mencelupkan potongan apel ke dalam asam askorbat atau soda kapur
lemon. Keduanya bertindak sebagai solusi anti kecoklatan.
Ø Apel dibungkus dengan plastik,hal ini dapat mencegah apel berwarna coklat
setelah dipotong.
Ø Cara terbaik untuk mencegah reaksi
kematangan adalah untuk menempatkan irisan apel dalam jus apel. Asam dalam jus
apel mencegah proses oksidasi dan mempertahankan rasa apel.
Ø Dengan penambahan ekstrak hexane jahe yang mengandung
senyawa gingerol diduga sebagai antioksidan yang dapat memperlambat proses
oksidasi pada buah apel.
6.
HIPOTESIS
Apel merupakan jenis buah-buahan, atau buah
yang dihasilkan dari pohon
buah apel. Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya jika masak dan (siap
dimakan), namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Tak hanya
lezat, buah apel juga mempunyai kandungan serta manfaat yang besar untuk tubuh.
Kandungan yang terdapat pada
buah apel antara lain protein, karbohidrat,
lemak,
energi, kalsium,
fosfor serat, vitamin A, besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C,
niacin serta berbagai kandungan nutrisi lainya. Selain itu, apel juga mempunyai manfaat yaitu untuk melindungi
tulang , mencegah asma, mencegah Al-zheimer, mencegah kanker payudara,
mengurangi berat badan dan masih banyak lagi.
Tetapi sayangnya buah apel
akan mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan ketika apel
dipotong atau dikupas dan pada saat terkena udara selama beberapa waktu.
Perubahan ini disertai dengan perubahan rasa pada apel yang mengurangi
kelezatan serta cita rasa dari buah apel tersebut. Hal ini disebabkan karena pada
buah apel memiliki suatu enzim yang disebut “oksidase polifenol (PPO) atau
tryosinase.” Enzim inilah yang
menyebabkan perubahan warna coklat pada apel. Enzim PPO bereaksi dengan oksigen
diudara sehingga mengoksidasi senyawa fenolik yang dalam jaringan apel yaitu
o-kuinon. O-kuinon sendiri kemudian menghasilkan produk-produk sekunder
berwarna coklat yang merubah dari warna asli apel.
Selain itu perubahan
warna coklat pada buah apel juga dipengaruhi oleh luka pada apel yang terjadi karena
benturan-benturan pada permukaan apel. Ketika apel terluka, ada beberapa sel
yang menjadi rusak.
Banyak cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi serta mencegah agar apel tidak menjadi coklat ketika dikupas dan didiamkan
agak lama yaitu antara lain dapat melakukannya dengan cara blanching atau
pemanasan. Caranya, setelah dikupas dan dipotong-potong, buah apel direndam
dalam air panas (suhu 82 – 93 derajat Celcius) atau dikenai uap air panas
selama 3 menit. Serta dengan penambahan ekstrak hexane jahe
yang mengandung senyawa gingerol diduga sebagai antioksidan yang dapat
memperlambat proses oksidasi pada buah apel.
Adakah manfaat dari pencoklatan apel?
BalasHapus